Efektifitas E-learning

Memangkas Biaya Training Tanpa Mengurangi Mutu

Edisi 50 Mei 2008

Berapa banyak biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengadakan training ? Seringkali para training koordinator disibukkan dengan pemesanan ticket dan kamar hotel untuk melaksanakan training-training yang sebetulnya sederhana seperti pengenalan dan pembahasan mengenai prosedur kerja atau kebijakan perusahaan yang baru. Dalam beberapa kesempatan kita pernah membahas mengenai perlunya cara-cara baru di dalam pelaksanaan training hingga mengenalkan konsep e-learning. Dengan semakin melonjaknya biaya sebagai reaksi terhadap masalah-masalah kelangkaan energi dunia dan juga global warming maka rasanya praktisi HR harus semakin mepercepat proses transformasi pengajaran mempergunakan metode e-learning.

Dalam pengertian yang sederhana maka e-learning memiliki banyak asosiasi pengertian diantaranya adalah pembelajaran jarak jauh, edukasi on-line, pelatihan berbasis komputer, dan “kelas virtual”. Semua pengertian tersebut tetap dapat mengacu kepada hal yang sama yaitu: proses pembelajaran atau pelatihan yang dilaksanakan secara elektronik. E-learning dapat melibatkan audio atau videotapes, CD-ROM dan DVD, video coferencing, e-mail, live chat, pemakaian Web dan akhir-akhir ini mempergunakan mobile content. Proses pembelajaran dapat terjadi secara synchronously atau secara “real time” atau asynchronously atau berarti peserta menjalani proses belajar berdasarkan waktu yang disesuaikan sesuai kebutuhan peserta.

E-learning menjadi sangat popular untuk bisnis training karena dengan metode ini dapat dipotong biaya travel yang cukup besar. Dari beberapa referensi diharapkan bahwa pembelajaran melalui e-learning tumbuh 10% hingga 15% setahun dan bahkan terakselerasi hingga ke level 30% sebagai response atas penghematan biaya pelatihan dan HR untuk beberapa tahun mendatang.

Saat ini e-learning telah secara luas diterima menjadi media edukasi yang diterima luas di berbagai belahan dunia. Hampir lebih dari 60% akademi dan universitas di Amerika saat ini menawarkan kursus dan training melalui internet. Menurut American Federation of Teachers, Eduventures menyatakan bahwa lebih dari 1 (satu) juta peserta mendaftarkan diri untuk mengikuti program kelulusan melalui program tradisional dan non tradisional program seperti yang diselenggarakan oleh University of Phoenix. Penyelenggaraan online MBA mulai diperkenalkan oleh banyak Universitas seperti University of Massachusetts, Arizona State University, University of Florida, dan Universitas Baltimore.

Kelas-kelas yang bersifat Non Credit juga banyak sekali bermunculan menawarkan berbagai macam program mulai dari program yang sederhana seperti bagaimana mempergunakan program Microsoft Word hingga bagaimana menjadi Pemimpin yang efektif. Barnes & Noble University dan Charles Schwab & Co. Inc’s Learning Center adalah beberapa institusi yang menawarkan servis pendidikan secara e-learning.Bahkan saat ini agensi pemerintah di Amerika juga seperti New York Department State of Labor mulai juga mempergunakan sarana e-learning dan e-courses.

Mengapa Perusahaan semakin tertarik untuk menjalankan e-learning ? Setidaknya ada beberapa alasan baik secara tangible benefit maupun intangible benefit diantaranya:
• Mampu secara nyata mengurangi biaya-biaya pelatihan. Untuk isu-isu Indonesia dan dunia pada umumnya yang saat ini sedang menghadapi berbagai isu global maka pemilihan mempergunakan metoda e-learning adalah pilihan yang ideal dengan pengurangan biaya perjalanan dinas, instruktur, ruang penginapan, meeting dan training, serta biaya percetakan. Kekuatiran perusahaan atas efektifitas e-learning secara gamblang dijelaskan oleh Kevin Kruse saat ini menjabat sebagai e-learning columnist dan sebagai Chief Learning Officer and President of AXIOM Professional Health Learning dan juga sudah membangun e-learning services untuk Merrill Lynch, Coca-Cola, DuPont, Johnson & Johnson, Merck, Delta Airlines. Kevin mengadakan banyak sekali penelitian mengenai e-learning dan memberikan gambaran keuntungan-keuntungan pemakaian teknologi e-learning sebagai berikut:
• Untuk sales training program mampu meningkatkan sales sebesar 2 %.
• Untuk program customer service mampu meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 10 %.
• Untuk safety training program mampu mengurangi angka kecelakaan di tempat kerja di dalam satu tahun sebesar 30%.
• Untuk quality control program mampu mengurangi kerusakan produksi hampir 20 %.
• Untuk yang berkaitan dengan IT program mampu mengurangi panggilan ke bagian IT help desk sebesar 30 %.
• Untuk communication training program mampu menaikkan rating apresiasi kepada lini manajer oleh bawahan sebesar 10 %.
• Peningkatan waktu pembelajaran rata-rata sebesar 40% sampai 60 %, menurut Brandon Hall (Web-based Training Cookbook).
• Meningkatkan retensi karyawan dan lamaran pekerjaan sebesar rata 25 % dibandingkan dengan metode tradisional, berdasarkan study independen yang dilakukan oleh J.D. Fletcher (Multimedia Review).
• Menjaga konsistensi kualitas fleksibilitas pelatihan e-learning melalui content yang bersifat asynchronous, dan self-paced e-learning.
• Expert knowledge dapat dikomunikasikan secara langsung, lebih penting lagi mampu secara baik dipaparkan melalui program e-learning dan knowledge management systems yang baik dan terarah.
• Memberikan bukti kepesertaan dan sertifikat pelatihan secara langsung, dan beberapa elemen training yang penting dapat diautomasikan.

Untuk menjalankan program-program e-learning maka setidaknya Perusahan perlu untuk secara intensif membudayakan program e-learning di Perusahaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Membangun Budaya yang menghargai e-learning sebanyak persepsi yang saat ini lebih menghargai pembelajaran tradisional yang bertumpu kepada budaya tatap muka peserta dan pengajar. Jika karyawan mendapatkan impresi bahwa pembelajaran e-learning adalah kelas dua dibandingkan training tradisional maka karyawan akan memperlakukan e-learning dengan tidak serius.

Membangun e-learning kedalam event-event regular karyawan seperti orientasi, performance review, refreshment training, compliance, atau edukasi training lanjutan lainnya.

Mempromosikan inisiatif e-learning melalui newsletters, e-mails, brosur dalam bulletin boards, dan juga dalam staff meetings. Mengingatkan karyawan apa-apa saja hal yang tersedia; dan mengingatkan kapan terdapat hal-hal baru yang dimasukkan ke dalam e-learning.

Memfokuskan kepada hasil akhir sedalam perhatian terhadap content yang dihasilkan. Memetakan dengan dalam apa yang dapat membuat karyawan tertarik untuk mengikuti e-learning? Apa yang akan mereka peroleh setelah mengikuti program ini? Dan bagaimana perusahaan akan mengukur keberhasilannya ?

Mempergunakan interface dan teknologi yang dikenal seperti standard Web browser atau Microsoft Windows interface. Sehingga karyawan tidak mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari proses e-learning.

Memasukkan elemen interaktif. Jika memungkinkan fasilitas e-learning mampu memberikan pengalaman interaksi dengan instruktur termasuk pemberian kuis dan response terhadap pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta.

Sumber


Artikel Yang Berhubungan




0 comments: